NAZAM LAM YAHTALIM DALAM PERSPEKTIF HADIS

Authors

  • Hanif Maulana Universitas Bina Bangsa Getsempena

DOI:

https://doi.org/10.62901/j-ikhsan.v3i1.113

Keywords:

Nazam, lam yahtalim, hadis

Abstract

Nazam merupakan salah satu bagian dari keseniaan yang mengandung nilai-nilai kegamaan baik dalam sastra arab maupun lainnya. Nazam yang sering dibaca oleh orang Aceh terutama di pondok pesantren atau dayah yang ada di Aceh selesai shalat fardhu membaca nazam Lam Yahtalim.  Nazam ini berada di sebuah kitab yang ditulis oleh Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani yang berjudul Marāqi al-'Ubūdiyah Sharh Alā Bidāyat al-Hidāyah Li al-Imām Al- Ghazali. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hadis-hadis mengenai keistimewaan Rasulullah di dalam nazam Lam Yahtalim. Adapun Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian pustaka (library research) dengan pedekatan kualitatif yang bersifat induktif untuk menumukan hadis-hadis mengenai keistimewaan Rasulullah di dalam nazam Lam Yahtalim. Hasil dari penelitian bahwa peneliti menemukan beberapa hadis tentang keistimewaan Rasulullah di dalam nazam lam yahtalim di antaranya, hadis riwayat al-Thabari tentang Nabi tidak pernah bermimpi basah, hadis yang ditakhrij oleh Ibnu Abi Syaibah dan al-Bukhari dalam al-Tarikh dari mursal Yazid bin al-Asham tentang Nabi tidak pernah menguap, hadis riwayat al-Baihaqi tentang Binatang liar tidak pernah lari ketika berjumpa dengan Nabi, tentang lalat tidak pernah hinggap ditubuh Nabi penulis tidak menemukan hadis namun di dalam kitab al- Khashaish al- Kubra, imam al- Suyuthi berkata tentang keistimewaan Nabi SAW tidak pernah hinggap lalat di badan Nabi, hadis riwayat Muslim tentang Nabi bisa mengetahui sesuatu di belakangnya, hadis yang diriwayat oleh Aisyah r.a. tentang air seni Nabi tidak pernah nampak dipermukaan bumi, hadis riwayat Muslim tentang hati Nabi tidak pernah tidur, hadis yang telah ditakhrij oleh Al-Hakim al-Turmidzi dari Zakwan tentang bayangan Nabi tidak pernah nampak ketika kena sinar matahari, Al-Zarqani di dalam kitab Syarah Al-Muwatha’ mengatakan Rasululullah SAW apabila duduk, bahunya nampak lebih tinggi dari semua orang-orang yang duduk, hadis riwayat Al-Thabrani, Abu Na’im, al-Khathib dan Ibnu ‘Asakir tentang Nabi telah dikhitan semenjak dilahirkan.

 

References

Al-Baihaqi, Dalail al-Nubuwah, Maktabah Syamilah, Juz. VI, Hal. 39.

Al-Suyuthi, al-Khashaish al-Kubra, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 117.

Al-Suyuthi, al-Khashaish al-Kubra, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 121.

Al-Suyuthi, al-Khashaish al-Kubra, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 116.

Al-Thabrani, al-Mu’jam al-Kabir , Maktabah Syamilah, Juz. XI, Hal. 225.

Al-Yusuf al-Nabhani, al-Anwar al-Muhammadiyah min al-MawAhib al-Laduniyah, al-Mathba’ah al-Adabiyah, Hal. 311.

Al-Zarqani, Syarah al-Muwatha’, Maktabah Syamilah, Juz. IV, Hal. 441.

Ibnu al-Mulaqqin, Ghayah al-Suul Fi Khashais al-Rasul, Dar al-Basyair al-Islamiyah, Beirut, Hal. 303.

Ibnu al-Mulaqqin, Ghayah al-Suul Fi Khashais al-Rasul, Dar al-Basyair al-Islamiyah, Beirut, Hal. 299-300.

Ibnu al-Mulaqqin, Ghayah al-Suul Fi Khashais al-Rasul, Dar al-Basyair al-Islamiyah, Beirut, Hal. 177.

Ibnu Hajar al-Asqalany, Fathulbarri, Maktabah Syamilah, Juz. X, Hal. 613.

Imam Muslim, Shahih Muslim, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 319, No. 424.

Imam Muslim, Shahih Muslim, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 509, No. 738.

Methods). (Bandung, Alfabeta: 2016). Hal. 291.

Qadhi ‘Iyadh, al-Syifa’ bi Ta’rif Huquq Al-Mushtafa, Dar al-Kitab al-Arabi, Beirut, Hal. 434-435.

Downloads

Published

2024-08-28

How to Cite

Maulana, H. (2024). NAZAM LAM YAHTALIM DALAM PERSPEKTIF HADIS. Jurnal Ikhtibar Nusantara, 3(1), 102–112. https://doi.org/10.62901/j-ikhsan.v3i1.113